SUPER HIGH FREQUENCY
SUPER HIGH
FREQUENCY (SHF)
Dosen
Pengampu : Fitri Elvira Ananda, S.T.M.T.
DEWI PUTRI SARI NAINGGOLAN 1317030045
MUHAMMAD
IMRAN 1317030017
WIDYA
INTAWANI 1317030025
TEKNIK
TELEKOMUNIKASI – 1C
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
SUPER HIGH
FREQUENCY
Temuan menarik terkait gelombang radio
super-high frequency dari seorang profesor di New York membuka peluang untuk
kelahiran mekanisme transfer data kecepatan tinggi untuk perangkat mobile.
Pakar-pakar teknologi komunikasi dikabarkan tengah berkumpul untuk
mendiskusikan temuan dari Ted Rappaport, profesor dari New York University
(NYU) tersebut. Bila temuan tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan, temuan
tersebut bisa membuka ruang baru untuk transfer data ke perangkat mobile yang
selama ini terbatasi oleh padatnya frekuensi gelombang radio.
Frekuensi super tinggi (bahasa Inggris:Super
high frequency) yang disingkat (SHF) adalah kelompok frekuensi radio dengan
rentang antara 3 dan 30 GHz. Frekuensi sangat tinggi juga disebut sebagai
gelombang sentimeter karena panjang gelombangnya berkisar dari satu sampai
sepuluh sentimeter. Para International
Telecommunication Union (ITU), sebuah organisasi sipil internasional yang
didirikan untuk seluruh dunia standar telekomunikasi telah menyatakan bahwa
frekuensi supertinggi ditemui antara 100 mm sampai 10 mm. Gelombang
elektromagnetik SHF relatif singkat untuk gelombang radio.
Pemanfaatan gelombang super-high frequency untuk
transfer data ke perangkat mobile ini akan menggunakan gelombang di kisaran 28
GHz hingga 72 GHz. Gelombang super-high frequency tersebut, yang umumnya
disebut sebagai milimeter wave, merujuk pada panjang gelombang di frekuensi
tersebut, selama ini dihindari penggunaannya oleh industri radio karena
jangkauan yang pendek dan ketidakmampuannya menembus dinding penghalang. Namun,
dengan temuan dari Rappaport, gelombang super-high frequency mungkin saja bisa
dimanfaatkan untuk transfer data ke perangkat mobile.
Berdasarkan penelitian dari Rappaport, gelombang
super-high frequency bisa dimanipulasi sehingga bisa menjangkau jarak yang
lebih jauh. Selain itu, penggunaan super-high frequency yang dikombinasikan
dengan small cell di tempat tetentu memungkinkan gelombang radio digunakan untuk
mentransfer data berukuran besar dengan lebih cepat, tanpa gangguan
interferensi, di arena yang terbatas.
Terkait masa depan dari temuan ini, kebutuhan
tranfer data ukuran besar antar perangkat mobile yang makin terasa dalam
beberapa waktu terakhir ini bisa saja mendorong temuan ini untuk terus
dikembangkan. Walaupun begitu, tampaknya masih dibutuhkan cukup banyak waktu
sebelum super-high frequency ini bisa digunakan dengan baik untuk transfer data
kecepatan tinggi.
PROPAGASI SUPER
HIGH FREQUENCY
Propagasi Radio SHF Super High Frequency (SHF -
"Microwave") - 3 GHz sampai 30 GHz 4,9 GHz Licensed Band Unlicensed
National Information Infrastructure (U-NII) - 5.15 sampai 5.825 GH - Keuntungan
Antena High Gain - Dish / Parabolic Sangat Rendah Kebisingan Lantai - Sinyal
Menerima Kecil yang Diberikan - Kerugian Kerusakan Terrain dan Sangat Tinggi
Atenuasi yang lebih tinggi pada kabel coax Line-of-sight (LOS) Kritis
BENTUK PROPAGASI SUPER
HIGH FREQUENCY
Pengenalan
Gelombang Radio
Energi gelombang elektromagnetik terlihat
dalam bentuk perambatan gelombang radio yang keluar dari antena pengirim dan
dalam beberapa mode perambatan gelombang ini sangat tergantung pada frekuensi
yang dikirimkan. Untuk perhubungan radio, mengingat gelombang elektromagnetik
dipancarkan pada ruang yang dipergunakan secara bersama, maka sangat besar
kemungkinannya untuk terjadi saling mengganggu. Agar gangguan ini dapat
dicegah, maka alokasi frekuensi ditentukan bagi tiap daerah, sehingga
perhubungan radio dapat terawasi.
Propagasi gelombang adalah perambatan
gelombang pada media perambatan. Media perambatan atau biasa juga disebut
saluran transmisi gelombang dapat berupa fisik yaitu sepasang kawat konduktor,
kabel koaksial dan berupa non fisik yaitu gelombang radio atau sinar laser.
Gambar diatas merupakan gambaran singkat
tentang propagasi gelombang Gelombang radio termasuk keluarga radiasi
elektromagnetik meliputi infra merah (radiasi panas), cahaya tampak (visible
light), ultraviolet, sinar-X, dan bahkan panjang gelombang Gamma yang lebih
pendek.
Propagasi Gelombang Radio
Propagasi gelombang radio dapat diartikan
sebagai proses perambatan gelombang radio dari pemancar ke penerima. Transmisi
sinyal dengan media non-kawat memerlukan antenna untuk meradiasikan sinyal radio
ke udara bebas dalam bentuk gelombang elektromagnetik (em). Gelombang (em)
dalam perambatannya menuju antenna penerima dapat melalui berbagai macam
lintasan Ada 3 jenis lintasan dasar yang dapat dilalui, yakni melalui permukaan
tanah (gelombang tanah), melalui pantulan dari lapisan ionosfir di langit
(gelombang langit), dan perambatan langsung dari antenna pemancar ke antenna
penerima tanpa ada pemantulan (gelombang langsung).
Propagasi Gelombang Langit (Sky Wave)
Pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang
mempunyai range frekuensi 3 -30MHz. gelombang dapat dipropagasikan menempuh
jarak yang jauh keatas sampai lapisan ionosfir. Gelombang yang berpropagasi
melalui lapisan ionosfir ini disebut sebagai gelombang ionosfir (ionospheric
wave) atau juga disebut gelombang langit (sky wave).
Propagasi gelombang radio pada gelombang langit sangat
dipengaruhi oleh kondisi atmosfir di atas permukaan bumi. Atmosfir di atas bumi
terbagi dalam beberapa lapisan, yaitu ; Troposfir : adalah bagian atmosfir bumi
yang membentang dari permukaan bumi hingga ketinggian sekitar 11 Km. Stratosfir
: adalah atmosfir bumi yang berada di ketinggian sekitar 11 Km s/d 50 Km.
Ionosfir : adalah lapisan atmosfir yang berada pada ketinggian di atas 50 Km
dari permukaan bumi. Pada lapisan ionosfir inilah terdapat gas-gas yang secara
terus-menerus terkena sinar matahari dan membentuk lapisan ion yang dapat
memantulkan gelombang radio. Ionosfir tersusun dari 3 (tiga) lapisan , mulai
dari yang terbawah yang disebut dengan lapisan D, E dan F.
Gelombang Ruang Bebas (Free Space)
Pembiasan (Refraction) oleh Atmosfir Bumi
Pada atmosfir bumi terjadi pembiasan
gelombang sekitar 18 km dari permukaan bumi di daerah khatulistiwa dan sampai
sekitar 8 dan 11 km di daerah kutub selatan dan utara. Untuk itu radius bumi
diubah disesuaikan demikian hingga kelengkungan relatif antara gelombang dan
bumi tetap seperti yang ditunjukkan pada gambar Radius kelengkungan bumi yang
telah disesuaikan dengan perbandingan antara radius efektif bumi dan radius
bumi yang sesungguhnya disebut dengan faktor K. Pada kondisi atmosfir normal,
dalam perhitungan radius bumi ekuivalen biasanya digunakan K = 4/3 (J, Herman,
1986: 3.2).
Propagasi Line of Sight (LOS)
Propagasi gelombang pada frekuensi diatas
30 MHz memanfaatkan gelombang langsung dan gelombang pantul oleh permukaan
bumi. Pada Gambar berikut ini adalah gambaran dari propagasi Line of Sight
(LOS).
Pada propagasi LOS terdapat daerah yang harus dan
wajib terhindar dari halangan, daerah itu disebut dengan daerah fresnel
(fresnel zone). Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Berdasarkan Gambar diatas dan keterangan di atas, F1 disebut sebagai
radius daerah Freshnel pertama, yang dirumuskan dengan (Aswoyo, 2006: 101) :
Difraksi oleh Penghalang (Knife Edge
Diffraction)
Difraksi adalah kemampuan gelombang untuk
berbelok setelah mengalami benturan dengan penghalang. J, Herman (1986: 4.5)
menyatakan difraksi oleh bukit, pohon, bangunan dan lain-lain sulit sekali
dihitung, akan tetapi perkiraan redamannya dapat diperoleh dengan mengingat
harga-harga ekstrim yang disebabkan oleh difraksi rintangan tajam yang menyerap
sempurna (Knife Edge Diffraction).
KEGUNAAN SUPER
HIGH FREQUENCY
Gelombang
mikro atau Mikrogelombang (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3x109
Hz). Gelombang ini tidak dapat dilihat mata kita karena panjang gelombangnya
(walaupun sangat kecil dibanding gelombang radio) jauh lebih besar dari panjang
gelombang cahaya (di luar spektrum sinar tampak). Keduanya sama-sama terdapat
dalam spektrum gelombang elektromagnetik.
Panjang
gelombang cahaya berkisar antara 400-700 nm (1 nm = 10-9 m); sedangkan kisaran
panjang gelombang mikro sekitar 1-30 cm (1 cm = 10-2m).
1.Pemanasan
Gelombang
mikro mempunyai energi yang sangat besar, karena frekuensinya yang sangat
besar.Maka dari itu kita dapat memanfaatkan nya untuk memanaskan makanan.
Microwave oven menggunakan gelombang mikro dalam band frekuensi sekitar 2.45
GHz. Prinsip Dasar Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang antara 1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300
megahertz sampai 300 gigahertz.
2.
Telekomunikasi
Bagi
yang senang memanfaatkan fasilitas hotspot tentunya tidak asing dengan WiFi
yang menggunakan band frekuensi ISM. Begitu juga yang gemar menggunakan
bluetooth untuk transfer file antara handphone atau handphone dnegan komputer.
Operator telekomunikasi juga memanfaatkan gelombang mikro untuk komunikasi
antara BTS ataupun antara BTS dengan pelanggannya. di Eropa khususnya di Jerman
sudah jarang terlihat penggunaan gelombang mikro untuk komunikasi dengan metode
WDM antara BTS dengan BSC. Jaringan backbone komunikasi sudah memakai jarinagn
fiber optis. Untuk komunikasi ke end user pada sistem selular tetap menggunakan
gelombang mikro. Untuk di indonesia pada tower2 operator telekomunikasi sangat
sering kita jumpai antena directional untuk komunikasi antara BTS . Untuk
komunikasi ke end user operator GSM di indonesia memakai frekuensi di sekitar
800 MHz, 900MHz dan 1800MHz.
3.
Radar
Radar
merupakan pemanfaatan gelombang mikro pada rentang frekuensi 3 GHz. Radar
adalah singkatan dari Radio Detection and Ranging. Antena radar dapat bertindak
sebagai pemancar dan penerima gelombang elektromagnetik. Waktu antar transmit
dan receive itu yang dipergunakan untuk mengitung jarak objek tersebut. pada
sistem radar, pengolahan sinyal memainkan peranan yang penting untuk mengurangi
interferens. Radar memancarkan dan menerima sinyal pantulan secara bergantian
dengan sistem switch. Sisem kerja radar ini diterapkan pada sistem GPS. Setiap
satelit secara periodis mengirimkan pesan yang isinya adalah waktu pengiriman
pesan dan informasi orbit satelit. Receiver GPS akan menghitung jarak receiver
dengan setiap satelit yang mengirimkan pesan – pesan tersebut. Dengan
membandingkan jarak antara beberapa satelit ini dapat ditentukan letak GPS
receiver tersebut.
4.
Komunikasi Point-to point Terestrial
Fixed
Services didefinisikan sebagai servis komunikasi radio antara titik-titik
tertentu yang tetap, yang juga meliputi system radio point-to-point serta
point-to-multipoint digunakan untuk Transmisi Suara, Video dan Informasi Data.
Di
Indonesia penggunaan system radio fixed services point-to-point atau
point-to-multipoint dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
Sistem
Komunikasi Radio HF.
Sistem
Komunikasi Radio VHF/UHF.
Sistem
Komunikasi Radio Microwave Link.
Sistem
Komunikasi Radio HF.
Untuk
hubungan komunikasi radio yang dapat melintasi batas wilayah negara, harus
dilakukan terlebih dahulu koordinasi frekuensi dengan negara lain. Sebagai
contoh adalah penggunaan frekuensi HF yang dapat menjangkau
ribuan kilometer, sehingga dapat menjangkau negara lain. Komunikasi radio HF
menggunakan gelombang langit (skywave) yang bergantung pada kondisi
ionosfir yang bervariasi dari siang dan malam, waktu ke waktu serta posisi
pemancar dan penerima. Diperlukan sejumlah frekuensi yang berbeda untuk system
komunikasi radio HF yang baik.
Sistem komunikasi radio microwave link beroperasi
pada pita frekuensi radio 1 s/d 60 GHz. Pita frekuensi di bawah 12
GHz, umumnya digunakan untuk aplikasi Radio-relay jarak jauh karena
karakteristik propagasi yang mendukung. Sebagai konsekuensinya, pita frekuensi
ini sangat padat digunakan, terutama di kota-kota besar.
Sebagai
tambahan, bahwa pada pita frekuensi 1-3 GHz juga digunakan untuk
sistem-sistem Komunikasi Tetap, Bergerak maupun Satelit.
Misal GSM 1800, WLL, CDMA 1900, IMT 2000, Satelit Broadcasting Cakrawarta
I. Karena itu Dirjen Postel tidak akan menetapkan izin baru bagi
microwave link di pita 1-3 GHz tersebut. Sejumlah pengguna microwave
link yang telah beroperasi sejak tahun 1990-an pita 1-3 GHz, akan sedikit demi
sedikit dikurangi dan tidak diperpanjang izinnya lagi.
5. Remote Sensing Satelit
DAFTAR PUSTAKA
Marwadi
Rajkot, Geographic Information System. https://gisatmarwadi.wordpress.com/2011/08/12/what-is-remote-sensing-technology/
(10 Desember 2017)
Telekomunikasi
Point-To-Point atau Point-To-Multipoint (Terrestrial Fixed Services).
https://teknikpenyiaran.wordpress.com/2009/04/17/telekomunikasi-point-to-point-atau-point-to-multipoint-terrestrial-fixed-services/ (10 Desember 2017)
Spektrum
Frekuensi. https://sekaranindya.wordpress.com/2011/11/28/spektrum-frekuensi/
(10 Desember 2017)
Hilmi,
Arief. Difraksi Gelombang EM. http://slideplayer.info/slide/2899758/ ( 10
Desember 2017)
Chap
4 (large scale propagation). https://www.slideshare.net/asadkhan1327/chap-4-large-scale-propagation ( 10 Desember 2017)
Hutabarat,
Risdawati. Propagasi Gelombang Langit. https://www.slideshare.net/risdawatihtb/propagasi-gelombang-langit
( 10 Desember 2017 )
https://img.yumpu.com/31647021/1/358x487/super-high-frequency-characteristics-of-optical-modulators-on-the-.jpg?quality=85
( 10 Desember 2017)
Komentar
Posting Komentar